Kamis, 29 Oktober 2020

[Cara Menulisku Bagian Ketiga: Saksi Bisu Perihal Hidup]


Bagian ketiga sudah terbit! Lanjut ya...

Saksi bisu perihal hidup

Semua suka, duka, sudah saya dan kamu rasakan saat bersama. Rintangan yang hadir entah apapun itu bentuknya juga bisa dilalui; pada waktu itu.

Banyak ombak yang menderu yang selalu bisa dilewati. Ternyata, semua punya porsinya masing-masing; porsi perjalanan kita cukup disini. Padahal saya mengira kita akan selalu bersama gapai impian. Walau kini yang tersisa hanya kesedihan dan penyesalan.

Terlepas dari penyesalan yang akan kamu terima, saya jauh sudah merasakan sakitnya. Saya bersyukur; tanpa disadari, Yang Maha Kuasa membuka pemikiran saya, memberikan wawasan lebih perihal kehidupan.

Tinta yang terus tergores pada lembaran kertas putih telah menjadi saksi bisu dari kisah kisruh yang pernah terjalin. Selamat jalan, semua kenangan.


Menyambut hari baru

Udara segar seperti menyapa hari-hari baru saya. Kepergiannya berhasil membuat saya menangis semalaman, membuat diri ini merasa jadi yang paling rapuh di muka bumi. Saya berusaha sabar menghadapi semuanya. Berharap akan ada pelangi setelah hujan. Berharap kesabaran membawa kebahagiaan.

Saya yakin; suatu saat nanti, ada hal yang membuat saya terpana dan lupa betapa pedih dan sakit yang saya pernah rasakan. 

Ditemani buah karya tangan saya yang berupa tulisan, saya siap menyambut hari baru dengan melepas semua sendu walau butuh waktu sewindu. Itu tidak masalah, karena saya rasa itu lebih baik daripada semakin banyak candu dan sendu yang menderu.

Selamat datang, hari baru.


Mewakili Perasaan

Seseorang yang pernah merasakan fase kecewa yang teramat dalam, akan lebih menghargai apa artinya pengorbanan walau sekecil biji selasih sekalipun itu. Lebih mengerti arti keberadaan, bukan menanti untuk menangisi kepergian. 

Banyak hal yang sungguh saya sesali pada akhirnya. Tidak semuanya bisa saya sampaikan dengan mudahnya.

Ada kalanya "menulis" menjadi pilihan yang saya ambil ketika saya tidak bisa mengungkapkannya. Merasa lemah, tapi ya sudahlah. Ada hal yang perlu diterima tanpa dipahami. Tetap percaya bahwa dibalik semua kejadian, disana tersimpan pembelajaran. Ingat satu hal ya.

Harimu boleh saja gelap, tetapi semangat menulismu tidak boleh redup.


Mungkin bagian ini tidak bisa disebut bagian terakhir, sebab saya tahu masih banyak hal yang bisa saya jadikan sebagai motivasi mengapa saya menulis.


Semuanya balik lagi ke diri kamu masing-masing. Sebaik-baiknya manusia ialah yang mau berusaha lebih baik dari pada hari kemarin. 
Kalaupun belum ada sesuatu yang bisa membuatmu semangat dan bahagia setiap harinya, coba berusaha lebih dekat dengan diri sendiri, berusaha memahami apa yang diinginkan diri kamu.


Tidak akan ada habisnya jika hanya terus berlomba untuk "terlihat bahagia", padahal kamu merasa bahagia sedikit juga engga. Ayo, ciptakan bahagia dengan caramu sendiri!
Siapa tau, menulis adalah cara untuk kamu bahagia.

3 komentar: